Selasa, 13 Juni 2017

Hal yang Perlu Kalian Ketahui tentang Humiliation/Penghinaan

Hai semua! Ketemu lagi sama gua (satria) di blog ini. Sebelumnya gua mau minta maaf banget karena udah lama ga ngepost lagi di blog ini dikarenakan berbagai urusan di perkuliahan yang rasanya semakin lama itu semakin nyita waktu banget. Semester lalu di jurusan gua tuh tugas lagi banyak-banyaknya mulai dari laporan praktikum yang hampir tiap minggu selalu ada dan bahkan ada yang laporannya ditulis tangan, sampe matkul lain yang punya tubes (tugas besar) di akhir semesternya yang pasti ga sebentar ngerjainnya. Selain itu juga gua lagi aktif nih di marching band kampus namanya MBWG, dan bahkan di periode ini gua jadi pengurus ya jadi bakal sedikit lebih sibuk dari biasanya. Ngomong-ngomong di post kali ini gua akan ngebahas sesuatu yang rada beda lagi nih yaitu bertemakan psikologis. Jadi belakangan ini gua lagi tertarik banget sama yang namanya kaderisasi dan pengembangan sumber daya manusia, dimana ilmu psikologi tuh sangat berperan disini.
Sebelum mulai baca post ini, gua mohon banget untuk kalian coba mengesampingkan dulu mindset yang ada di pikiran kalian sekarang dan coba nerima pandangan yang bakal gua sampein di sini. Karena post ini mungkin buat sebagian orang itu berlebihan atau mungkin manja atau tukang ngadu, but cara pandang seseorang terhadap suatu masalah itu berbeda-beda right? Jadi penting banget buat kita ngerti sebenernya gimana pandangan orang terhadap masalah yang mereka hadapi. Tanpa panjang lebar langsung aja yuk ke pembahasan!



Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya dipermalukan (humiliated), entah dalam skala kecil yaitu oleh teman-teman terdekatnya saja atau bahkan dalam skala besar yaitu sampai menyebar luas di internet/media dan kemudian “go viral”. Ada dua jenis penghinaan yaitu yang berasal dari diri sendiri (embarrassment) yang biasa timbul karena kita merasa telah melakukan hal yang salah (contoh: kita malu karena telat masuk kelas), dan ada juga yang berasal dari luar (humiliation) yang timbul akibat diperolok oleh orang-orang di sekitar kita (contoh: malu karena aib kita disebarluaskan dan diejek olah orang lain). Humiliation ternyata memiliki dampak yang lebih jangka panjang dan berbekas terhadap psikologis seseorang, sedangkan embarrassment biasanya cepat dilupakan atau akhirnya bisa menjadi pengalaman yang kita anggap lucu untuk diingat atau diceritakan. Kenapa humiliation bisa lebih berbekas? Ini diakibatkan sumber penghinaannya berasal dari orang lain dimana korban penghinaan ini akan merasa bahwa selamanya orang lain tersebut akan menilainya sebagai orang yang buruk. Dampak yang bisa ditimbulkan dari humiliation adalah depresi berat, perasaan tidak berharga keberadaannya, timbulnya keinginan untuk bunuh diri, bahkan hingga gangguan kejiwaan. Namun, besarnya dampak ini berbeda-beda pada setiap orang tergantung pada tingkat self-esteem atau tingkat percaya diri orang tersebut. Sebagai bukti adalah teman saya ada yang hampir setiap hari dihina oleh orang karena fisiknya namun dia tetap menjalani hidupnya tanpa masalah sama sekali, namun ada juga teman saya yang hanya dihina beberapa kali kemudian langsung terdiam dan terkadang menangis saat itu juga. Tapi perlu dicatat bahwa sebenarnya setiap orang tersebut tidak ingin dihina secara terus-menerus, hanya responnya saja yang berbeda.
Saya sendiri pernah mengalami humiliation baik saat duduk di bangku SMA maupun belum lama ini juga baru terjadi. Saya sendiri termasuk orang yang memiliki self-esteem cukup tinggi, sehingga ketika hal yang menurut saya memalukan ini tersebar saya bersikap biasa saja dan bahkan terkadang ikut menertawakannya bersama, namun semakin lama olok-olokan yang saya terima semakin menjadi-jadi dan akhirnya saya pun mencapai batasan saya. Akibatknya saya langsung menghapus keberadaan hal tersebut dari internet, meskipun saya tahu mungkin masih terdapat di beberapa ponsel atau laptop orang-orang yang menertawakan saya. Sejujurnya saya sangat kesal dan cukup depresi saat kejadian ini menimpa saya, namun semakin lama saya justru bersyukur karena kejadian ini terjadi. Kenapa? Karena sekarang saya menjadi melihat humiliation sebagai suatu hal yang ternyata penting untuk dipahami dan dimengerti oleh orang banyak. Sehingga melalui posting ini saya bukan bertujuan untuk melampiaskan dendam saya terhadap orang-orang yang telah menghina saya, namun bertujuan untuk mengedukasi dan mengingatkan orang-orang akan bahaya dari humiliation ini. Kalau kalian ingin melihat salah satu contoh dampak dari humiliation terhadap sesorang, kalian bisa menonton series yang berjudul “13 Reasons Why”. Dimana di series tersebut diceritakan seorang siswi SMA yang menghabisi nyawanya sendiri akibat humiliation dan bullying yang diterimanya.
Namun, mungkin beberapa dari kita ada yang secara tidak sadar telah melakukan humiliation terhadap seseorang karena awalnya menganggap itu adalah hal yang lucu dan wajar saja untuk ditertawakan. Ada pepatah yang sangat menggambarkan hal ini yaitu, “Lidah mungkin tidak setajam pisau. Tapi dengan lidah kita dapat melukai atau membunuh perasaan atau nyawa seseorang.” Nah sebenarnya hal yang kita anggap lucu dan biasa saja itu belum tentu demikian untuk setiap orang. Berikut ada beberapa tips agar kita dapat menghindari salah perkataan yang mungkin akan berujung pada humiliation:
1.       Lihat dan amati konten humiliation yang tersebar tersebut. Bayangkan jika orang pada konten tersebut adalah diri anda sendiri, apakah anda mau jika hal tersebut disebarluaskan dan ditertawakan oleh orang-orang? Jika tidak maka lebih baik anda diam dan tidak ikut menyebarkannya.
2.       Amati sifat dan watak dari orang yang menjadi korban humiliation. Jika korban merupakan orang yang memiliki sifat pendiam, pemalu, tidak percaya diri, maka sebaiknya anda tidak ikut-ikutan menyebarluaskan dan menertawakannya.
3.       Jangan cepat mengambil kesimpulan terhadap konten yang anda liat. Kita tidak tahu apakah konten tersebut asli/tidak atau apakah konten tersebut benar-benar menggambarkan sosok dari korban humiliation. Lebih baik kita memeriksa dahulu kebenaran konten tersebut barulah menarik kesimpulan.
           Sekarang bagaimana kalau ternyata kita atau teman dekat kita adalah korban humiliation? Apa yang kira-kira yang bisa kita lakuin sehingga bisa pulih dari kejadian ini? Seorang ahli psikologi yaitu Sternberg punya nih 10 langkah supaya kita bisa pulih dari kejadian humiliation:
1.       Sadar kalau kamu itu gak sendirian. Cerita ke teman terdekat kamu, siapa tau dia pernah mengalami masalah yang sama, atau sekedar menceritakan apa yang kamu rasakan ke teman dekat kamu aja udah membantu kok. Atau kalau berani bisa banget cerita ke orang tua.
2.       Kamu harus mau tabah dan menerimanya dengan lapang dada. Selalu terima apapun kejadian yang terjadi di hidup ini, entah itu menyenangkan atau menyedihkan. Percaya kalau semua kejadian ini pasti memiliki sisi positif dan ada pelajaran yang bisa kamu ambil didalamnya.
3.       Jangan terlalu anggap personal. Sebenernya beberapa orang yang mempermalukan kamu itu juga menganggap ini tidak serius dan tidak lama akan lupa, jadi jangan terlalu dipikirin ya apa perkataan mereka.
4.       Belajarlah dari pengalaman.
5.       Cari kenalan-kenalan baru yang bisa ngebantu kamu untuk move on.
6.       Saat depresi, lakukan hal-hal yang kamu sukai.
7.       Berfikir dua kali sebelum balas dendam. Mungkin perlakuan mereka ke kamu keterlaluan tapi pertimbangin juga nih apakah bales dendam merupakan hal yang baik untuk dilakukan? Atau justru hanya akan merugikan waktu, uang, dan tenaga kamu?
8.       Jangan bersembunyi. Tunjukkan ke orang-rang bahwa hinaan mereka tidak dapat menghancurkan kamu, dan kamu tidak takut dengan mereka.
9.       Lihatlah kejadian ini sebagai suatu kesempatan untuk berkembang.
10.   Move on. Jangan berlama-lama mikirin masalah ini, lebih baik pikirkan apa yang akan kamu lakukan kedepannya.
      Sekali lagi perlu saya tegaskan bahwa humiliation merupakan hal yang tidak seharusnya kita lakukan terhadap siapapun, bahkan terhadap penjahat sekalipun karena kita tidak tau apa sebenarnya alasan dibalik semua itu. Jika kalian menjadi korban atau mungkin teman dekat kalian yang menjadi korban, lawanlah dan jangan biarkan diri kalian terus menerus menjadi korban dari perlakuan ini. Namun jika kalian merasa tidak memiliki kekuatan untuk melawannya, maka mintalah bantuan terhadap orang-orang terdekat kalian seperti teman atau keluarga. Jika kalian adalah pelaku humiliation maka segeralah sadar dan berhenti, serta minta maaflah pada orang yang sudah kalian permalukan karena pada dasarnya seluruh orang tidak suka dipermalukan apalagi di depan umum. Stop humiliation! Karena kita tidak tahu dampak apa yang akan diberikannya terhadap korban humiliation tersebut, dan mulailah untuk saling menghargai perasaan orang lain :)




             Gua rasa sekian aja yang bisa gua sampaikan di postingan kali ini, mudah-mudahan ada manfaatnya ya. Sorry banget kalo ternyata kata-kata gua ada yang salah atau menyinggung perasaan kalian karena sejujurnya gua sama sekali ga bermaksud untuk menyindir atau menghina siapapun di sini, semua ini gua tulis semata-mata supaya kalian bisa dapet sesuatu dari tulisan gua ini. Kalo ada kritik dan saran bisa banget langsung kome aja di bawah ini. Atau kalian juga bisa follow blog gua, jadi kalo ada post baru bisa langsung update. Have a wonderful day, se yaa!!!

Sumber:
Burton, Neel. 2014. The Psychology of Humiliation. Diambil dari: https://www.psychologytoday.com/blog/hide-and-seek/201408/the-psychology-humiliation
DePaulo, Bella. 2014. 10 Steps for Getting Over Humiliation. Diambil dari: https://www.psychologytoday.com/blog/living-single/201402/10-steps-getting-over-humiliation

Check out 13 Reasons Why: http://www.imdb.com/title/tt1837492/
Gambar:
https://annemoss.com/wp-content/uploads/2017/04/humiliation.jpg
http://cdn.quotesgram.com/img/15/14/1577730603-9744bb989786e4b04558dc856ec906e1.jpg

Tidak ada komentar:

Posting Komentar