Hai semua! Ketemu lagi sama gua (satria) di
blog ini. Sebelumnya gua mau minta maaf banget karena udah lama ga ngepost lagi
di blog ini dikarenakan berbagai urusan di perkuliahan yang rasanya semakin
lama itu semakin nyita waktu banget. Semester lalu di jurusan gua tuh tugas
lagi banyak-banyaknya mulai dari laporan praktikum yang hampir tiap minggu
selalu ada dan bahkan ada yang laporannya ditulis tangan, sampe matkul lain
yang punya tubes (tugas besar) di akhir semesternya yang pasti ga sebentar
ngerjainnya. Selain itu juga gua lagi aktif nih di marching band kampus namanya
MBWG, dan bahkan di periode ini gua jadi pengurus ya jadi bakal sedikit lebih
sibuk dari biasanya. Ngomong-ngomong di post kali ini gua akan ngebahas sesuatu
yang rada beda lagi nih yaitu bertemakan psikologis. Jadi belakangan ini gua
lagi tertarik banget sama yang namanya kaderisasi dan pengembangan sumber daya
manusia, dimana ilmu psikologi tuh sangat berperan disini.
Sebelum mulai baca post ini, gua mohon banget
untuk kalian coba mengesampingkan dulu mindset yang ada di pikiran kalian
sekarang dan coba nerima pandangan yang bakal gua sampein di sini. Karena post
ini mungkin buat sebagian orang itu berlebihan atau mungkin manja atau tukang
ngadu, but cara pandang seseorang terhadap suatu masalah itu berbeda-beda
right? Jadi penting banget buat kita ngerti sebenernya gimana pandangan orang
terhadap masalah yang mereka hadapi. Tanpa panjang lebar langsung aja yuk ke
pembahasan!
Hampir semua orang pernah merasakan yang namanya dipermalukan
(humiliated), entah dalam skala kecil yaitu oleh teman-teman terdekatnya saja
atau bahkan dalam skala besar yaitu sampai menyebar luas di internet/media dan
kemudian “go viral”. Ada dua jenis
penghinaan yaitu yang berasal dari diri sendiri (embarrassment) yang biasa
timbul karena kita merasa telah melakukan hal yang salah (contoh: kita malu
karena telat masuk kelas), dan ada juga yang berasal dari luar (humiliation)
yang timbul akibat diperolok oleh orang-orang di sekitar kita (contoh: malu
karena aib kita disebarluaskan dan diejek olah orang lain). Humiliation
ternyata memiliki dampak yang lebih jangka panjang dan berbekas terhadap
psikologis seseorang, sedangkan embarrassment biasanya cepat dilupakan atau
akhirnya bisa menjadi pengalaman yang kita anggap lucu untuk diingat atau
diceritakan. Kenapa humiliation bisa lebih berbekas? Ini diakibatkan sumber
penghinaannya berasal dari orang lain dimana korban penghinaan ini akan merasa
bahwa selamanya orang lain tersebut akan menilainya sebagai orang yang buruk.
Dampak yang bisa ditimbulkan dari humiliation adalah depresi berat, perasaan
tidak berharga keberadaannya, timbulnya keinginan untuk bunuh diri, bahkan
hingga gangguan kejiwaan. Namun, besarnya dampak ini berbeda-beda pada setiap
orang tergantung pada tingkat self-esteem atau tingkat percaya diri orang
tersebut. Sebagai bukti adalah teman saya ada yang hampir setiap hari dihina
oleh orang karena fisiknya namun dia tetap menjalani hidupnya tanpa masalah
sama sekali, namun ada juga teman saya yang hanya dihina beberapa kali kemudian
langsung terdiam dan terkadang menangis saat itu juga. Tapi perlu dicatat bahwa
sebenarnya setiap orang tersebut tidak ingin dihina secara terus-menerus, hanya
responnya saja yang berbeda.
Saya sendiri pernah mengalami humiliation baik saat duduk di bangku SMA
maupun belum lama ini juga baru terjadi. Saya sendiri termasuk orang yang
memiliki self-esteem cukup tinggi, sehingga ketika hal yang menurut saya
memalukan ini tersebar saya bersikap biasa saja dan bahkan terkadang ikut
menertawakannya bersama, namun semakin lama olok-olokan yang saya terima
semakin menjadi-jadi dan akhirnya saya pun mencapai batasan saya. Akibatknya
saya langsung menghapus keberadaan hal tersebut dari internet, meskipun saya
tahu mungkin masih terdapat di beberapa ponsel atau laptop orang-orang yang
menertawakan saya. Sejujurnya saya sangat kesal dan cukup depresi saat kejadian
ini menimpa saya, namun semakin lama saya justru bersyukur karena kejadian ini
terjadi. Kenapa? Karena sekarang saya menjadi melihat humiliation sebagai suatu
hal yang ternyata penting untuk dipahami dan dimengerti oleh orang banyak.
Sehingga melalui posting ini saya bukan bertujuan untuk melampiaskan dendam
saya terhadap orang-orang yang telah menghina saya, namun bertujuan untuk
mengedukasi dan mengingatkan orang-orang akan bahaya dari humiliation ini. Kalau
kalian ingin melihat salah satu contoh dampak dari humiliation terhadap
sesorang, kalian bisa menonton series yang berjudul “13 Reasons Why”. Dimana di
series tersebut diceritakan seorang siswi SMA yang menghabisi nyawanya sendiri
akibat humiliation dan bullying yang diterimanya.
Namun, mungkin beberapa dari kita ada yang secara tidak sadar telah
melakukan humiliation terhadap seseorang karena awalnya menganggap itu adalah
hal yang lucu dan wajar saja untuk ditertawakan. Ada pepatah yang sangat
menggambarkan hal ini yaitu, “Lidah mungkin tidak setajam pisau. Tapi dengan
lidah kita dapat melukai atau membunuh perasaan atau nyawa seseorang.” Nah
sebenarnya hal yang kita anggap lucu dan biasa saja itu belum tentu demikian
untuk setiap orang. Berikut ada beberapa tips agar kita dapat menghindari salah
perkataan yang mungkin akan berujung pada humiliation:
1.
Lihat dan
amati konten humiliation yang tersebar tersebut. Bayangkan jika orang pada
konten tersebut adalah diri anda sendiri, apakah anda mau jika hal tersebut
disebarluaskan dan ditertawakan oleh orang-orang? Jika tidak maka lebih baik
anda diam dan tidak ikut menyebarkannya.
2.
Amati
sifat dan watak dari orang yang menjadi korban humiliation. Jika korban
merupakan orang yang memiliki sifat pendiam, pemalu, tidak percaya diri, maka
sebaiknya anda tidak ikut-ikutan menyebarluaskan dan menertawakannya.
3.
Jangan
cepat mengambil kesimpulan terhadap konten yang anda liat. Kita tidak tahu
apakah konten tersebut asli/tidak atau apakah konten tersebut benar-benar
menggambarkan sosok dari korban humiliation. Lebih baik kita memeriksa dahulu
kebenaran konten tersebut barulah menarik kesimpulan.
Sekarang bagaimana
kalau ternyata kita atau teman dekat kita adalah korban humiliation? Apa yang
kira-kira yang bisa kita lakuin sehingga bisa pulih dari kejadian ini? Seorang
ahli psikologi yaitu Sternberg punya nih 10 langkah supaya kita bisa pulih dari
kejadian humiliation:
1.
Sadar
kalau kamu itu gak sendirian. Cerita ke teman terdekat kamu, siapa tau dia
pernah mengalami masalah yang sama, atau sekedar menceritakan apa yang kamu
rasakan ke teman dekat kamu aja udah membantu kok. Atau kalau berani bisa
banget cerita ke orang tua.
2.
Kamu harus
mau tabah dan menerimanya dengan lapang dada. Selalu terima apapun kejadian
yang terjadi di hidup ini, entah itu menyenangkan atau menyedihkan. Percaya
kalau semua kejadian ini pasti memiliki sisi positif dan ada pelajaran yang
bisa kamu ambil didalamnya.
3.
Jangan
terlalu anggap personal. Sebenernya beberapa orang yang mempermalukan kamu itu
juga menganggap ini tidak serius dan tidak lama akan lupa, jadi jangan terlalu
dipikirin ya apa perkataan mereka.
4.
Belajarlah
dari pengalaman.
5.
Cari
kenalan-kenalan baru yang bisa ngebantu kamu untuk move on.
6.
Saat
depresi, lakukan hal-hal yang kamu sukai.
7.
Berfikir
dua kali sebelum balas dendam. Mungkin perlakuan mereka ke kamu keterlaluan
tapi pertimbangin juga nih apakah bales dendam merupakan hal yang baik untuk
dilakukan? Atau justru hanya akan merugikan waktu, uang, dan tenaga kamu?
8.
Jangan
bersembunyi. Tunjukkan ke orang-rang bahwa hinaan mereka tidak dapat
menghancurkan kamu, dan kamu tidak takut dengan mereka.
9.
Lihatlah
kejadian ini sebagai suatu kesempatan untuk berkembang.
10.
Move on.
Jangan berlama-lama mikirin masalah ini, lebih baik pikirkan apa yang akan kamu
lakukan kedepannya.
Sekali lagi perlu saya tegaskan bahwa
humiliation merupakan hal yang tidak seharusnya kita lakukan terhadap siapapun,
bahkan terhadap penjahat sekalipun karena kita tidak tau apa sebenarnya alasan
dibalik semua itu. Jika kalian menjadi korban atau mungkin teman dekat kalian
yang menjadi korban, lawanlah dan jangan biarkan diri kalian terus menerus
menjadi korban dari perlakuan ini. Namun jika kalian merasa tidak memiliki
kekuatan untuk melawannya, maka mintalah bantuan terhadap orang-orang terdekat
kalian seperti teman atau keluarga. Jika kalian adalah pelaku humiliation maka
segeralah sadar dan berhenti, serta minta maaflah pada orang yang sudah kalian
permalukan karena pada dasarnya seluruh orang tidak suka dipermalukan apalagi
di depan umum. Stop humiliation! Karena kita tidak tahu dampak apa yang akan
diberikannya terhadap korban humiliation tersebut, dan mulailah untuk saling
menghargai perasaan orang lain :)
Gua rasa sekian aja yang bisa
gua sampaikan di postingan kali ini, mudah-mudahan ada manfaatnya ya. Sorry
banget kalo ternyata kata-kata gua ada yang salah atau menyinggung perasaan
kalian karena sejujurnya gua sama sekali ga bermaksud untuk menyindir atau
menghina siapapun di sini, semua ini gua tulis semata-mata supaya kalian bisa
dapet sesuatu dari tulisan gua ini. Kalo ada kritik dan saran bisa banget
langsung kome aja di bawah ini. Atau kalian juga bisa follow blog gua, jadi
kalo ada post baru bisa langsung update. Have a wonderful day, se yaa!!!
Sumber:
Burton, Neel. 2014.
The Psychology of Humiliation. Diambil dari: https://www.psychologytoday.com/blog/hide-and-seek/201408/the-psychology-humiliation
DePaulo, Bella. 2014.
10 Steps for Getting Over Humiliation. Diambil dari: https://www.psychologytoday.com/blog/living-single/201402/10-steps-getting-over-humiliation
Check out 13 Reasons
Why: http://www.imdb.com/title/tt1837492/
Gambar:
https://annemoss.com/wp-content/uploads/2017/04/humiliation.jpg
http://cdn.quotesgram.com/img/15/14/1577730603-9744bb989786e4b04558dc856ec906e1.jpg